BOGOR, KOMPASJABAR.COM— Kemelut Sengketa tanah kembali mencuat di wilayah Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor. Tanah milik almarhum Pakih bin H. Ali Gaos yang berlokasi di Kampung Cikareo kini tengah dipersoalkan setelah diklaim oleh PT Bahana Sukma Sejahtera (BSS).
Kasus ini terungkap setelah Gerakan Jurnalis sat set dan LSM penjara , turun langsung ke lokasi dan menemui kedua belah pihak. Dalam pertemuan tersebut, terungkap bahwa pihak PT BSS hanya memegang kopian Surat Pengakuan Hak (SPH) dan buku C yang isinya berbeda dengan buku C asli yang dipegang oleh ahli waris.
Menurut Bambang, berdasarkan dokumen resmi yang dimiliki ahli waris, yaitu surat girik asli bernomor 626 Persil 20.S.1, tercantum nama sadili sebagai pemilik awal di beli oleh Pakih bin Ali gaos pemilik yang sah. Sesuai keterangan jual beli Data ini juga sesuai dengan catatan buku C desa.
“Pihak BSS hanya menunjukkan salinan dokumen SPH dan buku C yang ternyata tidak sama dengan buku C resmi yang tercatat di desa. Berdasarkan hukum agraria, girik memiliki kekuatan hukum yang lebih kuat dibandingkan SPH,” jelas Bambang.
Ia menambahkan, SPH (Surat Pengakuan Hak) tidak dapat dijadikan bukti hak milik yang sah karena diterbitkan oleh pemerintah desa atau kelurahan hanya sebagai bukti penguasaan sementara, bukan kepemilikan penuh.
“Kalau mengacu pada dasar penguasaan tanah, sampai saat ini masih dipegang oleh ahli waris Pakih bin H. Ali Gaos, yakni Herijayana dan keluarga lainnya. Bahkan tanah tersebut hingga kini masih digarap langsung oleh pihak ahli waris,” tambahnya.
Sementara itu, Sujana, perwakilan dari PT BSS, saat ditemui Di kantor membenarkan bahwa pihaknya memang pernah melakukan pembelian tanah di lokasi tersebut sph ada yang aslinya di jakarta dan kini tengah melakukan penataan batas.ya kita nanti ngumpul aja dengan para ahli waris biar kita sama sama enak
,” ujar Sujana.
( Redaksi)
